Pada tanggal 26 Agustus 2015, saya mempergunakan sisa cuti tahunan saya untuk mengeksplor Gorontalo Utara. Kabupaten yang berada di Utara Gorontalo ini hanya ditempuh dalam waktu 1 jam 30 menit dari Kota Gorontalo. Pulau pertama yang kami kunjungi adalah Pulau Mohinggito. Cukup 45 menit menggunakan kapal/katinting yang biasa di charter dari Pelabuhan Kwandang, dengan letak yang berdekatan dengan Pulau Saronde dan Pulau Bugisa. Untuk 2 hari, biaya yang kami keluarkan untuk menyewa perahu katinting cukup 400 ribu rupiah, dengan 'menepi' di 3 pulau sekaligus yaitu Pulau Mohinggito, Pulau Bogisa, dan menginap di Pulau Saronde.
Kamis, 07 Januari 2016
Rabu, 08 Juli 2015
Biluhu Insomnesia 2015 by Soins Gorontalo
Pertengahan tahun ini tepatnya awal Bulan Agustus, Gorontalo akan menggelar satu event wisata dan budaya, yaitu Biluhu Insomnesia 2015. Komunitas Soins Gorontalo sebagai penggagas sekaligus panitia peyelenggara mengatakan bahwa event ini nantinya akan digelar selama 2 hari di Pantai Biluhu Timur kec. Batudaa Pantai. Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu seperti lomba-lomba serta akan mengangkat juga budaya dan Pariwisata Gorontalo seperti tari-tarian adat yang akan ditampilkan nantinya, dan juga kegiatan-kegiatan menarik lainnya. Adapun tujuan pelaksananaan acara ini adalah mengenalkan potensi wisata dan budaya Gorontalo mengingat potensi yang dimiliki daerah kita sangatlah besar dan bagus untuk dikembangkan, selain itu sudah pasti untuk memberikan alternatif hiburan bagi seluruh masyarakat Gorontalo.
Jumat, 22 Mei 2015
Pulau Saronde Yang Menawan
Salah satu sudut pulau Saronde yang ditangkap oleh kamera dari Novaldy Resta |
Pulau Saronde terletak di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Dengan
menggunakan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum, jarak yang akan ditempuh
yaitu sekitar 2 jam dari pusat kota Gorontalo dengan tujuan ke Pelabuhan
Kwandang. Menggunakan angkutan umum dari Kota Gorontalo, anda akan menghabiskan
total Rp 15.000 sekali jalan, tentu saja dengan beberapa kali harus berganti
angkutan umum.
Selamat malam, Cinta.
Selamat malam, Cinta.
Apa kabarmu? Masih kah kamu tidak mengenali rupa hatimu?
Selamat malam, Cinta.
Sudahkah kamu mendengar lagu sendu yang aku dendangkan? Iya. Itu bercerita tentangku, yang nekat menggores namamu di hatiku dengan sebilah belati bermata tajam, meninggalkan luka yang berbuih darah.
Seperti itu aku mencintaimu.
Sakit.
Perih.
Selamat malam, Cinta.
Pernahkah kamu membaca cerita tentang Rama dan Shinta? Aku adalah Rahwana yang kau benci, dan kau abaikan. Huh. Bahkan Rahwana pun berbahagia karena pernah mendekap Sinta. Aku? Jangan tanya.
Selamat malam, Cinta.
Terimakasih untuk pesonamu yang membuat hariku berbeda. Terimakasih untuk ribuan kupu-kupu di perut tiap kali kamu menyapa. Terimakasih untuk dentuman musik di dada tiap kali kamu tersenyum. Meski kamu tidak peduli, atau tidak menyadari.
Selamat malam, Cinta.
Tidurlah.
Hanya dengan begitu aku berharap bisa hadir di mimpimu.
Karena tidak mungkin untukku hadir di hatimu.
(Ditulis saat tidak sedang galau. Hanya sedang kebanyakan ide saja.)
Selasa, 04 November 2014
Jangan Menikahi Seorang Wanita Traveler
Jangan menikahi wanita traveler!
Wew, kenapa?
Berikut saya jabarkan alasannya.
1. Dia terlalu mandiri.
Sumber: google.com |
Jadi, jangan menikahi mereka.
Senin, 26 Mei 2014
Ketika Aku Memilih Pergi
Ketika aku memilih pergi, bukan karna aku sudah melupakanmu. Bukan. Bukan itu.
Hanya saja, aku ingin kau berbahagia dengan ketidakhadiranku.
Ketika aku memilih pergi, bukan karna aku sangat ingin pergi. Percayalah, aku susah payah bernafas menahan rindu yang tak bersuara padamu.
Ketika aku memilih pergi, bahkan cahaya matahari yang terang benderang ku anggap sendu. Redup. Karena cahayaku mati. Kamu.
Patah sampai menjadi serpihan-serpihan kecil yang aku yakini akan sulit untuk ku sambung-sambungkan kembali.
Aku tidak akan mengeluh, walaupun hatiku kelu.
Ketika aku memilih pergi, jiwaku serasa menolak untuk berada didalam ragaku. Memberontak. Merongrong kesakitan. Berteriak meminta ampun, meminta sebelah hatiku kembali. Hati yang kini milikmu, tanpa pernah kau tahu bahwa hati itu tidak ingin beranjak darimu. Kubiarkan setengah hati yang kubawa pergi berdarah-darah tanpa pun aku berniat untuk mengobati dan membalutnya.
Ketika aku memilih pergi.....adakah kamu merindukanku?
Selasa, 06 Mei 2014
Rumah
Terkadang, suatu hubungan bisa diibaratkan sebagai rumah. Rumah yang bagus, tentu saja berpondasi yang kuat. Rumah yang tampak terawat dari luar, belum tentu didalamnya juga begitu.
Rumah adalah tempat kita bisa beristirahat dengan tenang dan nyaman, melepaskan segala penat setelah seharian menjalani hidup yang kadang berat.
Langganan:
Postingan (Atom)