Pages

Ngobrol gado-gado

Kamis, 13 Desember 2012

Parade Karawo di Festival Karawo 2012

Karawo atau Kerawang adalah sulaman kain khas Gorontalo yang lahir dari kerajinan dan ketekunan dalam menyulam kain membentuk sebuah pola atau design. Istilah mokarawo sudah menjadi tradisi turun temurun masyarakat Gorontalo. Berbeda dengan kain kerrawang dari jawa barat kain karawo dihasilkan melalui sulaman tangan dan dikerjakan secara personal, karawo dihasilkan dengan memadukan design dan warna dari benang dan kain yang disulam. Ini menjadi salah satu keunikan tersendiri bagi kain karawo. Dengan berbagai macam motif dan design karawo menjadi salah satu kain khas kebanggaan warga Gorontalo dan menjadi nilai identitas dan buday Gorontalo.
Karawo adalah salah satu produk kerajinan sulaman kain tradidional yang berasal dari Gorontalo. Karawo berasal dari kata mokarawo (bahasa asli Gorontalo)yang bermakna mengiri atau melubang. Menurut sejarah kerajinan tangan menyulam kain ini (mokarawo) dilakukan oleh masyarakat Gorontalo sejak abad ke-17 tepatnya pada tahun 1713. Yaitu tepatnya di desa Ayula, Kecamatan Tapa (Yes kawan, ini adalah nama daerahku, dan saya BANGGA JADI ORANG TAPA), Kabupaten Bone Bulango, Provinsi Gorontalo. Tradisi menyulam kain ini (mokarawo) ini sudah menjadi kerajinan turun temurun penduduk setempat yang menjadi keahlian kaum perempuan di Gorontalo saat itu. Dalam perkembanganya tradisi mokarawo ini sudah menyebar di beberapa daerah gorontalo sampai saat ini, tradisi mokarawo inimasih menjadi salah satu pilihan usaha para kaum wanita di bumi gorontalo. Namun Seiring dengan perkembangan zaman tradisi mokarawo ini mulai langka. Entah mungkin karena adanya produk2 kain dari luar gorontalo yang lebih menarik dan lebih murah harganya dibandingkan dengan kain karawo. Apapun alasanya faktanya saat ini tradisi mokarawo dikatakan hampir punah. Padahal kerajinan tangan hasil ini merupaka salah satu ikon Gorontalo. Ini cukup memprihatinkan bagi masyarakat Gorontalo, dan bukan tidak mungkin suatu saat karawo hanya menjdi tinggal kenangan. (Disadur dari http://www.karawo.com )

Maka dari itu,adalah yang sangat bagus program pemerintah mengadakan Event tahunan ini. Karena selain untuk mengenalkan Karawo dan menimbulkan rasa cinta masyarakat Gorontalo terhadap Karawo, juga untuk tetap mempertahankan tradisi turun temurun ini agar tidak punah.
Ini adalah tahun kedua diselenggarakanya event ini. Namun tahun ini saya baru sempat menghadiri event yang memperkenalkan budaya khas Gorontalo ini. Idenya cukup unik, 2000 peserta parade dari beberapa Instansi yang ada di Provinsi Gorontalo memamerkan baju kerawang kreasi mereka serta masing-masing membawa maskot atau model yang mengenakan Karawo kreasi yang sangat unik. Sebenarnya ini akan lebih menyerupai Mardy grass di negara-negara di benua Eropa, atau Jember Fashion Carnaval apabila model-model yang ditampilkan lebih banyak dan melakukan parade misalnya berjalan dari Lapangan Taruna Gorontalo ke tujuan akhir mall Gorontalo, atau sebaliknya. Sepanjang perjalanan para model ini berlenggak lenggok mengikuti alunan musik khas daerah, misalnya musik yang menggunakan Polopalo setidaknya. Keren kan? Untuk memperkenalkan budaya itu jangan setengah-setengah, apalagi untuk menarik wisatawan datang untuk menikmati event tahunan ini. Tapi bagi saya, acara yang diselenggarakan kemarin, tepatnya tanggal 9 Desember 2013 ini udah cukup menarik. Sebelum perform, para model/maskot dan peserta akan 'dipajang' di panggung rendah sebelum akhirnya dipanggil dan melenggang di atas karpet merah yang membentang sampai di depan panggung utama yang berhadapan langsung dengan tenda untuk para tamu. Tiba didepan podium, para peserta parade akan mempersembahkan kepada para tamu tari-tarian seadanya namun unik khas daerah (tapi banyak juga tarian yang niat banget) dengan diiringi musik dan lagu berbahasa Gorontalo. Selain tari-tarian serupa dana-dana, ada juga instansi yang membawakan tarian Gangnam Style dan dance ala Korea yang tetap saja ditutup dengan musik dan lagu berbahasa Gorontalo, dimana para penari yang tadinya gaul abis dengan tarian ala Korea Selatan mereka mendadak berjoget "2 jempol" begitu lagu Gorontalo mengganti Psy dengan Gangnam Style-nya. Menariknya, Diantara para tamu-tamu pejabat daerah di Gorontalo tersebut, saya melihat beberapa wisatawan mancanegara yang ikut menonton dan menikmati pertunjukkan itu. Kebayang kalo acara serupa diadakan seperti impian saya diatas, sudah pasti wisatawan-wisatawan seperti mereka akan memenuhi jalanan sepanjang parade dengan kamera ditangan kanan dan handycam ditangan kiri. Who knows?
Nah langsung saja amati beberapa foto yang saya 'tangkap' dengan menggunakan kamera hp seadanya ini. Ingat, kalau tahun depan ingin menonton dan menghadiri event yang sama, jangan lupa bawa kamera yg lebih bagus dari punya saya dan juga vvideo recorder. Dijamin bakalan nyesel kalo ga sempet mengabadikan moment bagus ini. :)


Kontingen dari Universitas Negeri Gorontalo



"Wa'u Love Karawo" tulisan di kaos pe-dansa Korea ini

Suka banget sama baju Karawo mereka



Favorit saya !!

Dulunya model ini adalah teman se-tim basket saya jaman SMA










Edward Cullen dalam balutan Karawo :p

Ratu Vampire !!



Utusan dari bank Danamon, sekaligus temen saya (juga)

Karawo penuh warna !!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar