Pages

Ngobrol gado-gado

Jumat, 20 Juli 2012

Traveling to Hongkong & Macau Day #6 (Last Day)

- Menonton Dragon Boat Festival
- Macao Giant Panda Pavilion
- Pulang
 
Ini adalah hari terakhir kami di Macau. Kami bangun pagi2 sekali hari ini. Tujuan kami adalah yang pertama yaitu menonton Dragon Boat. Sebelumnya berkat email komfirmasi dari hostel yang memberitahukan bahwa setiap calon tamu akan dikenakan biaya tambahan sebesar kurang lebih 100 ribu rupiah karena akan adanya festival perahu naga ini, saya tidak akan tahu tentang festival ini. Dijadwalkan gestival akan dimulai pukul 10 tepat. Jadi setelah kami membereskan barang-barang kami, dan menitipkannya ke resepsionis (yang kali ini adalah seorang kakek-kakek) dan tentu saja sambil menunjuk-nunjuk 'daftar kamus cepat' yang ditempel di meja resepsionis dimana tulisan yang dimaksud adalah kami akan menyimpan barang kami disini, kami kemudian turun dari hostel tersebut.
Barulah keluar pintu, kami dikejutkan oleh dua ibu-ibu yang sedang bertengkar dijalanan. Saya seru sekali menikmati pemandangan itu, yang mengundang tanya dari Aya. "Mereka berantem kenapa, Ta?" Tanyanya. "Oh itu, si ibu-ibu yang dibawah itu ga terima makanannya dimasukkin kecoak sama si ibu-ibu yang diatas yang ngelemparin mangkok ke arah dia itu". Jawab saya, masih dengan semangat menonton. "Ah serius lo?? Lo tau dari mana??". Aya kali ini ikut serius dan menikmati pemandangan live itu. "Itu alur ceria yang akan gue bikin kalo gue mau bikin film." Jawab saya sekenanyanya. "Ihh lo boong ya?" Aua mendelik, menginterogasi. "Lagian lo, yakali gue ngerti mereka ngomong apaan. Jangankan kanton, mandarin pun cuma tau xiexie doang". Aya mendelik lagi, dan kali ini sambil menarik kasar pada saya, mengajak pergi. Saya setengah hati mengikuti langkah dia. Huhhh...
Keluar dari gang, kami berbelok kanan. Tiba diperempatan, kami kembali berbelok ke kanan ke arah Nam Vang Lake, tempat diselenggarakannya Dragon Boat Festival. Menurut info yang kami dapatkan dari Toursit Information yang ada di Senado Square, tempat yang kami tuju tidak jauh dari situ. Berjalan kaki sekitar 15-20 menit paling lamanya. Jadi disinilah kami, sedang berjalan di suatu negara yang jauh dari kampung halaman saya (lebay). Beberapa meter didepan, kami melihat pertunjukkan gratis yang cukup menarik, setidaknya buat saya. Dua orang bule berantem, tonjok-tonjokkan, tendang-tendangan sampe keduanya babak belur. Teman-temannya yang melerai pun tidak bisa berbuat banyak. Ketika akhirnya perkelahian itu berakhir karena salah satunya kabur, kami melanjutkan perjalanan. Tiba di panggung, kami mengantri sebentar untuk gantian duduk di tribun penonton. Hebat ya? Gimana petugas sigap dalam membuat nyaman para penonton. Tidak memaksakan supaya berdesak-desakan di tribun semi tersebut. Jadi iri.. :)
Ternyata para peserta ini masing-masing memiliki sponsor yang semua sponsor ya berasal dari hotel-hotel mewah yang ada di Macau. Keren bagaimana para sponsor tersebut menyorak, mengumandangkan yel-yel, menari, dan lain sebagainya untuk menyemangati para pendayung perahu naga. Selain pendayung pria, ada juga pendayung wanita dengan di ujung masing-masing perahu duduk seseorang yang menghadap mereka sambil memberikan aba-aba sambil memukul-mukul genderang secara konstan. saya baru mengerti maksud genderang tersebut. Bukan sebagai penyemangat, tapi sebagai 'aba-aba' untuk para pendayung. Setiap ketukan berarti itu tanda untuk para pendayung mengayunkan dayungnya, jadi dayungannya bisa kompak. Kami menyoraki peserta berkostum warna kuning yang berhasil meninggalkan jauh lawan-lawannya dibelakang. Belakangan kami baru tau bahwa para pendayung berkostum kuning itu adalah orang Indonesia semua dari seorang teman Filipina yang ikut menonton. Wowww !!! Bangga !!!

Setelah puas menonton, kembali kami berjalan menuju hotel Grand Lisboa. Setelah mengagumi sejenak, kami naik bus menuju Macau Fisherman yang letaknya tidak jauh dari Macau Ferry Terminal berada. Dari luar kami melihat tempat ini sangat sepi, dan ternyata hanya kamilah pengunjung tempat tersebut. Masuk kesini tidak dikenakan biaya apapun alias gretongan cyinnn, tapi emang yang gratis tidak selalu bisa memuaskan. Kemudian kami menaiki bus ke Macau Giant Panda Pavilion untuk melihat Panda. Ketidak tahuan (dan ketidakmengertian bahasa) membuat kami malah turun di satu pemberhentian sebelum pintu masuk kebun binatang Panda. Kami harus berjalan sejauh 2 KM dengan kondisi matahari sedang terik-teriknya dan wilayahsekitar yang gersang. Setelah tiba, kami membeli tiket masuk seharga 10 MOP/HKD Hampir sejam kami menunggu para Panda keluar dari tempat tidur mereka yang nyaman. Cukup lama, karena Panda-Panda itu sedang tidur dengan nyenyaknya. Begitu bangun, para pengunjung lain yang hampir menyerah langsung semangat dan berebutan foto. Kami pun segera menyingkir dari situ, dan masih sempat memanfaatkan free wifi disekitar situ, sebelum kemudian memutuskan untuk pulang.

Tiba di hostel, kami segera mengambil barang-barang dan menyebrang menuju bandara. Sayangnya, di bandara Macau tidakterdapat mesin self check-in seperti yang berada di bandara Jakarta atau LCCT Malaysia. Jadi kami harus menunggu 2 jam lagi, sebelum akhirnya di ijinkan check in dan masuk. Didalam ruang tunggu, saya ngobrol dengan seorang ibu-ibu yang sudah saya tebak adalah TKW.
"Mbhak udha brapha lama kerjha dhisini??" tanyanya dengan medok.
"Ha? Oh engga, saya hanya jalan-jalan aja sama temen saya (sambil nunjuk Aya yang sedang asik memainkan Ipad-nya)." Jawab saya sambil meringis.
"Oh ithu themennya toh?" Trus maksudnya itu majikan saya mbak? Hihhhh...
3 jam kemudian pesawat Air Asia kami lepas landas meninggalkan tanah China, menuju kampung Melayu, Malaysia.
Tiba tengah malam, kami makan (tengah) malam di OLDTOWN White Coffe lagi. Setelah itu kami masuk, dan tiduran di sebelah Conveyor Belt sebelum akhirnya suara gaduh dari ruang disebelah membangkitkan rasa penasaran kami. Baru saja ketiduran ketika Aya menarik saya ke ruangan sebelah untuk ikut menonton pertandingan bola piala Eropa bersama para penonton yang rata-rata tidak berwajah dan berkulit Asia. Saya tidur disudut sedangkan Aya sepertinya berusaha memikat bule-bule dengan sok-sok excited. Hehehe... Kidding..
Akhirnya pagi menjelang dan pesawat mengantarkan kami ke Jakarta, Indonesia. :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar